Blogger “Hitam” dan Blogger “Putih”

Diposting oleh Unknown on Jumat, 16 September 2011

Saya harap, blogger mania sudah bisa menebak apa maksud dari judul postingan diatas. Lha, kok kaya perguruan silat saja, ada terminologi “hitam” dan “putih”! atau jangan-jangan masih terobsesi dengan televisi “hitam-putih” jadul alias jaman dulu yang sudah beberapa abad ke laut?

Tidak sama sekali! Tak ada kaitannya baik dengan perguruan silat maupun dengan dunia pertelevisian. Eh, ada dink kalau dengan dunia persilatan. Begini, blogging itu ya bisa dikatakan ada kemiripannya dengan dunia persilatan. Kenapa? Yups, betul sangat terkait dengan aliran. Istilah “hitam” dan “putih” ternyata tak hanya ada dalam dunia persilatan, namun juga dalam dunia blogging. Pastinya Anda sudah bisa mengerti kemana arah bahasan saya.

Istilah blogger “hitam” saya ciptakan sendiri untuk menyebut mereka wahai para blogger yang mempergunakan jalan singkat, tipu muslihat, dan trik (maaf) kotor untuk mencapai keuntungan yang diinginkannya baik bersifat material maupun non-material (kepopuleran, misalnya). Dalam konteks blogger “hitam” pencari materi semata misalnya, bisa terlihat dari tampilan blognya yang lebih banyak dikuasai iklan, promosi, beserta trik-trik haram lainnya yang intinya hendak meraup keuntungan sendiri—tak peduli meski pengunjung blognya tersesat atau tak mendapatkan manfaat sama sekali dari blognya.

Dalam pandangan blogger “hitam”: blogging is just money, not blogging to sharing. Yang ada dalam otaknya hanya bagaimana caranya menghasilkan uang secara instan, cepat, tak peduli orang lain sebagai tamu di blognya mendapat manfaat atau tidak. Maka jalan pintasnya ialah dengan memasang jebakan-jebakan dimana-mana, mulai dari mesin pencari (Google, Yahoo, Bing) dengan menggunakan auto generate content misalnya, pun perangkap dipasang ketika pengunjungnya sudah berada di blognya dengan cara memakai software khusus yang berpotensi menggiring orang lain untuk melakukan klik iklan, membuat porsi iklan lebih banyak dibandingkan kontennya sendiri, sampai memprovokasi secara halus supaya pengunjung mau melakukan klik iklan, dsb.

Atau ada juga blogger yang membuat laman blog dengan konten pornografi. Mereka sadar bahwa potensi model blog kayak begituan untuk dikunjungi banyak orang sangat terbuka karena realitasnya masih banyak orang yang melakukan cyber sex. Maka jadilah blognya hanya berisi script iklan dan konten pornografi yang tentunya semakin banyak orang yang berkunjung, semakin besar iklan diklik, dan berdampak pada pundi-pundi rupiah atau dollarnya yang juga semakin gemuk. Namun, tak sadarkah mereka bahwa dengan berbuat seperti itu paling tidak telah melakukan dua sikap tercela.

Pertama, menjerumuskan orang untuk berbuat maksimat hanya demi keuntungan pribadi. Dengan memasang konten pornografi yang tentunya bertentangan baik secara moral maupun hukum positif, mereka sesungguhnya telah berlaku dholim kepada banyak orang. Coba cek sudah ada berapa ribu bahkan juta pasang mata yang memelototi konten blog porno.

Kedua, melakukan tipu daya. Biasanya keburukan akan menciptakan keburukan yang lainnya. Setelah memasang konten porno, kemungkinan besar tak akan berhenti sampai disitu. Ada banyak blog yang memasang perangkap sebagaimana saya beberkan diatas tadi. Dengan begitu, bisa dikatakan dosanya double.

Lagipula, saya menjamin bahwa keuntungan materi (kalau itu yang dikejar) yang didapatkan—seberapapun besarnya—jika dilakukan dengan cara-cara ilegal dan haram tak akan mendapatkan sedikitpun manfaat. Maka, hentikanlah perbuatan curang dan melanggar semacam itu karena selain menambah deposito dosa juga apapun yang kita dapatkan tak akan berbuah manfaat dan keberkahan.

Saya sendiri pernah mengkritik seorang blogger populer yang salah satu blognya berkonten pornografi. Awalnya beliau berfikir bahwa dengan caranya seperti itu akan datang materi yang banyak, terlebih blognya itu—yang berkonten pornografi—sudah ramai pengunjungnya. Namun syukur, akhirnya beliau dengan sadar “mengundurkan diri” dan menutup blognya itu. Ia menyadari bahwa tak ada manfaat dan keberkahan dengan mengelola blog semacam itu.

Mungkin masih banyak trik-trik hitam blogger yang lainnya yang belum/tidak saya ketahui. Percayalah wahai sahabat blogger, bahwa emas akan tetap jadi emas, dan abu sampai kapanpun akan menjadi abu yang hitam dan memerihkan mata. Artinya bahwa jadi blogger “hitam” memang menjanjikan keuntungan tak terkira, namun sesaat. Ingat hanya sesaat, tak akan bertahan lama. Berbeda dengan mereka yang istiqomah mengelola blognya secara baik dan konsisten memberikan konten-konten yang bermanfaat bagi pengunjungnya maka insya Allah akan banyak keuntungan yang diperolehnya baik materi maupun immateri.

Blogger “Putih” sebagai terminologi tandingan dari blogger “hitam” karena usaha dan kerja kerasnya akan didukung oleh the invisible hand dalam artian yang sesungguhnya. Percayalah bahwa Tuhan senantiasa bersama blogger-blogger baik dan “putih”.

Ada di pihak manakah Anda? Salam blogger.


Artikel Terkait:

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar